Sebagian siswa di beberapa wilayah pada tahun ini
terpaksa mengerjakan Ujian Nasional (UN) langsung di atas naskah soal
fotokopian lantaran naskah soal asli beserta lembar jawab yang sampai ke
sekolahnya tak sesuai jumlahnya. Untuk menjawab persoalan ini, Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh mengatakan bahwa naskah soal boleh
difotokopi dengan pengamanan ketat dan para siswa yang mengalami kekurangan
soal serta lembar jawab bisa mengerjakan langsung di atas naskah fotokopian
tersebut.
"Anak-anak langsung saja menjawab di naskah. Misalnya jawaban A, ya langsung dibunderin atau disilang saja," kata Nuh saat dijumpai di Kemendikbud, Jakarta, Kamis (18/4/2013).
Setelah anak-anak mengisi jawaban di atas naskah soal, nantinya jawaban tersebut akan dipindahkan ke lembar jawab yang terkomputerisasi oleh tiga elemen, yaitu pihak kepolisian, dinas, dan universitas, sehingga saat dikoreksi tetap dilakukan menggunakan alat pemindai. Langkah ini tentu menuai kontroversi tersendiri karena rawan kecurangan dan berpotensi merugikan siswa.
"Kalau semua serba enggak percaya, ya enggak akan selesai. Yang pasti sudah dipastikan yang mindahkan tidak main-main," ujar Nuh.
"Ada masalah seperti ini, harus cari solusi, kalau sudah seperti ini harus diapain coba. Kalau terus dipersalahkan tidak akan selesai," tandasnya.
Seperti diketahui, akibat lalainya percetakan, naskah soal UN beserta lembar jawab yang ada di beberapa wilayah mengalami kekurangan. Bahkan tidak sedikit yang soalnya tertukar, misalkan untuk SMA menjadi soal SMK atau untuk jurusan IPA menjadi naskah soal jurusan IPS.
"Anak-anak langsung saja menjawab di naskah. Misalnya jawaban A, ya langsung dibunderin atau disilang saja," kata Nuh saat dijumpai di Kemendikbud, Jakarta, Kamis (18/4/2013).
Setelah anak-anak mengisi jawaban di atas naskah soal, nantinya jawaban tersebut akan dipindahkan ke lembar jawab yang terkomputerisasi oleh tiga elemen, yaitu pihak kepolisian, dinas, dan universitas, sehingga saat dikoreksi tetap dilakukan menggunakan alat pemindai. Langkah ini tentu menuai kontroversi tersendiri karena rawan kecurangan dan berpotensi merugikan siswa.
"Kalau semua serba enggak percaya, ya enggak akan selesai. Yang pasti sudah dipastikan yang mindahkan tidak main-main," ujar Nuh.
"Ada masalah seperti ini, harus cari solusi, kalau sudah seperti ini harus diapain coba. Kalau terus dipersalahkan tidak akan selesai," tandasnya.
Seperti diketahui, akibat lalainya percetakan, naskah soal UN beserta lembar jawab yang ada di beberapa wilayah mengalami kekurangan. Bahkan tidak sedikit yang soalnya tertukar, misalkan untuk SMA menjadi soal SMK atau untuk jurusan IPA menjadi naskah soal jurusan IPS.
0 komentar:
Posting Komentar