Halaman

This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Sabtu, 24 Maret 2012

METODE PEMBELAJARAN UNTUK SEKOLAH DASAR

PENDAHULUAN

Globalisasi saat ini telah melanda dunia. Dunia yang luas sudah menjadi seolah-olah sempit. Interaksi antar manusia dalam wujud tertentu sudah tidak dapat dibatasi oleh ruang dan waktu. Interaksi tersebut salah satunya dalam bentuk komunikasi. Komunikasi melalui media saat ini sudah menjadi suatu budaya. Media yang biasa digunakan adalah media audio, visual dan audio visual. Perkembangan interaksi antar manusia melalui media semakin maju seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin maju . Dimana sains memberi kontribusi terbesar bagi perkembangan teknologi media. Media audio, visual dan audio visual menjadi suatu yang tak dapat terpisahkan dari kehidupan manusia saat ini. Semua media tersebut berbasis pada teknologi informasi. Informasi yang disampaikan melalui media memberi warna baru pada peradaban umat manusia.

Perkembangan mobilitas komunikasi dan informasi yang kian cepat memerlukan kesiapan semua pihak untuk mengembangkan kemampuan berkomunikasi secara lebih efektif. Hal tersebut diperlukan agar kita tidak hanya dimanfaatkan oleh pihak lain tetapi dapat memanfaatkan teknologi informasi tersebut untuk kesejahteraan kita. Pemanfaatan media komunikasi dan informasi tidak terlepas dari penggunaan bahasa. Menguasai bahasa menjadi tuntutan pertama jika kita ingin berkomunikasi dan mendapatkan informasi secara efektif. Bahasa yang saat ini dianggap sebagai bahasa yang dapat digunakan secara luas dan efektif adalah Bahasa Inggris. Hal tersebut disebabkan oleh karna penduduk dunia sebagian besar sebagai pengguna dan mempunyai kepentingan untuk menggunakan Bahasa Inggris. Apalagi jika dikaitkan dengan globalisasi yang ditandai dengan berkembang pesatnya internet maka penguasaan Bahasa Inggris adalah merupakan suatu keharusan agar kita dapat mengakses informasi dan berkomunikasi secara efektif dan efisien. Selain sebagai bahasa dunia Bahasa Inggris juga digunakan sebagai bahasa dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan, teknologi, ekonomi, budaya dan lainnya.

Dalam bursa kerja sering kita menemukan suatu lowongan pekerjakan mempersaratkan penguasaan Bahasa Inggris baik pasif maupun aktif. Sehingga sumber daya manusia saat ini tidak lengkap jika tidak dibekali oleh penguasaan Bahasa Inggris. Hal tesebut disebabkan oleh beberapa perusahaan yang bergerak dalam bidang produksi baik barang maupun jasa sering berinteraksi dengan kepentingan pihak asing yang notabene menggunakan Bahasa Inggris.
Dari uraian di atas kita dapat memetik suatu isyarat bahwa Bahasa Inggris hendaknya sudah dikenalkan pada siswa sejak dini. Pengenalan bahasa semenjak dini dikondisikan sedemikian rupa sehingga ada ketertarikan siswa untuk belajar mengeksplorasi pengalaman sendiri dalam menggunakan bahasa sebagai media perantara pesan yang efektif. Ada dua faktor yang mempengaruhi keberhasilan siswa dalam mempelajari bahasa, yaitu (1) kondisi eksternal dan (2) kondisi internal , Santosa (2005). Kondisi eksternal dan internal seharusnya berjalan secara simultan saling memperkuat keduanya sehingga mencapai hasil penguasaan bahasa yang utuh.
Pelaksanaan pembelajaran Mata Pelajaran Bahasa Inggris di SD sudah diperkenalkan sejak adanya ketentuan muatan lokal Mata Pelajaran Bahasa Inggris boleh dikenalkan di SD.

Pembelajaran menurut Hamalik ( 1995 ), adalah merupakan suatu usaha untuk mengkondisikan seseorang untuk belajar. Biasanya mengkombinasikan unsur manusia, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk pencapaian tujuan. Pembelajaran lebih memfokuskan pada siswa untuk belajar secara optimal untuk bisa mencapai tujuan pembelajaran yang maksimal. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan kelas seperti adanya perbedaan individu siswa yang mempengaruhi terhadap pelayanannya secara individu juga.

Brownell dan Van Engen ( 1935 ), bahwa belajar itu pada hakekatnya merupakan suatu proses yang bermakna. Pembelajaran Bahasa Inggris merupakan proses belajar secara realita yang bermakna, dimana siswa dapat secara langsung merangkai kata-kata serta menggunakannya untuk berinteraksi. Thorndike ( 1874 - 1949 ), Mengemukakan teori belajar bahwa pada hakekatnya belajar merupakan proses pembentukan hubungan antara stimulus dan respon. Menurut hukum ini belajar lebih berhasil bila respon siswa terhadap suatu stimulus segera diikuti dengan rasa senang atau kepuasan. Rasa senang atau puas ini bisa timbul sebagai akibat siswa mendapat pujian atau ganjaran, sehingga ia bisa merasa puas dari sukses yang diraihnya dan sebagai akibatnya akan mengantarkan dirinya kejenjang kesuksesan berikutnya. Stimulus linguistik dapat berupa benda, sifat benda, jumlah benda, perlakuan yang tepat terhadap benda tersebut dan hubungan interaksi benda tersebut dengan manusia. Selanjutnya respon yang timbul adalah bunyi bahasa yang sesuai dengan stimulus yang diberikan.

Dalam Buku Belajar dan Pembelajaran 2 Suciati ( 2005:2.2 ), menuliskan pendapat Piaget secara umum perkembangan intelektual anak melalui empat tahapan yaitu sensori motorik ( umur 0 – 2 tahun ), pra operasional ( Umur 2 – 7 tahun ), operasional konkret ( umur 7 – 11 tahun ), dan operasi formal ( umur 11 tahun keatas ). Anak mengenal lingkungan melalui inderanya pada tahap sensori motorik, anak mulai menggunakan bahasa simbol pada tahap pra operasional, anak mampu mengembangkan pikirannya, berpikir logis terhadap respon lingkungannya dan mulai berpikir konkret pada tahap mengenal operasi konkret, sedangkan pada tahap operasi formal anak sudah bisa berpikir abstrak serta mampu menganalisa permasalahan yang dihadapinya.

Hal ini sangat penting dipahami oleh seorang pendidik guna dapat memberikan bimbingan belajar yang sesuai dengan tingkat perkembangan anak, lingkungan sesuai sehingga pola berpikir anak dapat berkembang secara wajar pada tingkat umurnya. Strategi pengelolaan kelas dalam pembelajaran yang menggunakan pendekatan pakem membuat siswa aktif, kreatif serta menyenangkan dapat menambah semangat siswa untuk lebih giat belajar, apalagi guru yang pemegang kendali dalam pembelajaran itu memiliki kharisma seorang guru yang profesional, yang selalu mengedepankan tugas, bertanggung jawab, mampu berinovasi, memiliki dedikasi yang tinggi dalam mencerdaskan anak bangsa.

PENDEKATAN PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS DI SD.
Pembelajaran Bahasa Inggris pada jenjang pendidikan SD identik dengan mengajari seorang bayi bahasa ibu. Dimana secara umum anak-anak kita di sekolah dasar belum mengenal Bahasa Inggris . Sehingga hal itu akan berdampak pada pola pengajaran Bahasa Inggris pada tingkat SD yang lebih bersifat pengenalan. Sehingga diusahakan sedapat mungkin agar tercapai apa yang disebut “kesan pertama sangat mengesankan’ yang selanjutnya sebagai motivasi bagi mereka untuk mengeksplorasi khasanah berbahasa inggris pada tataran lebih lanjut. Maka dari itu diperlukan kiat-kiat khusus berupa penerapan metode-metode pembelajaran yang inovatif.
Awalnya pembelajaran Bahasa Inggris di negara asalnya sendiri yaitu Inggris dan beberapa negara pengguna Bahasa Inggris sebagai bahasa nasionalnya seperti Australia, New Zaeland, Kanada dan Amerika Serikat mengajarkan bahasa secara terpisah-pisah. Sejak sekitar tahun 1980-an mulai menerapkan pendekatan whole language pada pembelajaran bahasa ( Routman, 1991). Whole language adalah pendekatan pengajaran bahasa secara utuh tidak terpisah-pisah (Edelsky, 1991 ; Froese, 1990; Goodman, 1986; Weaver , 1992) . Pendekatan whole language didasari oleh paham kontruktifisme yang menyatakan bahwa anak dapat mengkonstruksikan sendiri strutur kognitifnya berdasarkan pengalaman yang didapatkannya melalui peran aktif dalam belajar secara utuh (whole) dan (integrated) terpadu. (Robert, 1996).
Komponen whole language adalah (1) Reading alloud, yaitu kegiatan membaca yang dilakukan guru kepada siswanya. (2) Jurnal writing yaitu suatu kegiatan menulis jurnal yang memberikan siswa mencurahkan perasaannya tentang kegiatan belajar dan hal ikwal yang ada hubungannya dengan pembelajaran serta sekolah dalam bentuk tulisan.
(3) Sustained silent reading, yaitu kegiatan membaca dalam hati. (4) Guided reading, yaitu kegiatan membaca terbimbing, (5) Guded Writing, yaitu kegiatan pembelajaran menulis terbimbing, (6) Independen reading, yaitu kegiatan membaca bebas sesuai bacaan yang siswa gemari. (7) Independent writing yaitu kegiatan menulis bebas sehingga siswa dapat berfikir kritis dalam menganalisa obyek atau hal yang ia tulis.
Kelas yang menerapkan pembelajaran berbasiskan whole language adalah merupakan kelas yang kaya akan barang cetak, seperti buku, majalah, koran, dan buku petunjuk. Di samping itu kelas whole language dilengkapi dengan sudut-sudut yang memungkinkan siswa melakukan kegiatan secara mandiri. Strategi penilaian yang guru dapat lakukan dalam hal ini adalah melalui penilaian proses dan fortofolio.

Sementara menurut David Nunan (1989) dalam Solchan T.W., dkk (2001:66) pembelajaran bahasa hendak dibelajarkan menggunakan pendekatan komunikatif. Dimana pendekatan komunikatif berdasarkan teori bahasa adalah suatu sistem untuk mengekspresikan suatu makna, yang menekankan fasa dimensi semantik dan komunikatif daripada ciri-ciri gramatikal bahasa. Oleh karna itu yang perlu ditonjolkan adalah interaksi dan komunikasi bahasa, bukan pengetahuan tentang bahasa.
Teori belajar yang cocok untuk pendekatan ini adalah teori pemerolehan bahasa ke dua secara alamiah. Teori ini beranggapan bahwa proses belajar lebih efektif apabila bahasa diajarkan secara alamiah sehingga proses belajar bahasa lebih efektif dilakukan melalui komunikasi langsung dalam bahasa yang dipelajari. Kebutuhan siswa yang utama dalam belajar bahasa berkaitan dengan kebutuhan berkomunikasi maka tujuan umum pembelajaran bahasa adalah untuk mengembangkan siswa untuk berkomunikasi. Dalam pembelajaran Bahasa Inggris dengan pendekatan komunikatif siswa dihadapkan pada situasi komunikasi nyata , seperti tukar menukar informasi, negoisasi makna atau kegiatan lain yang sifatnya riil.
Dalam pendekatan komunikatif peran guru hanya bersifat memfasilitasi proses komunikasi , partisipan tugas dan teks, menganalisa kebutuhan, konselor dan manajer pembelajaran. Sementara siswa berposisi pada pemberi dan penerima, negosiator, dan interaktor sehingga siswa tidak hanya menguasai bentuk-bentuk bahasa, tetapi bentuk dan maknanya dalam kaitannya dengan konteks pemakaian. Materi yang disajikan dalam peranan sebagai pendukung usaha meningkatkan kemahiran berbahasa dalam tindak komunikasi nyata.
Menurut pendekatan komunikatif metode yang tepat diterapkan adalah metode komunikatif itu sendiri dengan uraian teknik seperti yang diuaraikan dalam Santosa, dkk yang dipetik dari Tarigan yang disarikan dari Solchan, dkk. (2001) berikut ini, (1) teknik pelajaran menyimak, (2) teknik pembelajaran berbicara, (3) teknik pembelajaran membaca, (4) teknik pembelajaran menulis. Sementara teknik evaluasi untuk pendekatan ini adalah tes diskrit yaitu tes yang bersifat terpisah antar aspek kebahasaan, tes integratif yaitu tes yang memadukan semua aspek kebahasaan pada suatu tes evaluasi yang bersifat tercampur. Yang terakhir adalah tes pragmatik yaitu kemampuan siswa dalam menggunakan elemen-elemen kebahasaan dalam konteks situasional tertentu sebagai tolak ukurnya. Beberapa jenis tes pragmatis adalah, dikte, berbicara, parafrase, menjawab pertanyaan, dan teknik rumpang.
Pendekatan yang lain yang sering dianjurkan untuk diterapkan adalah pendekatan ketrampilan proses. Dimana pendekatan ketrampilan proses diidentifikasi sebagai pendekatan yang memberi kesempatan seluas-luasnya kepada siswa untuk terlibat secara aktif dan kreatif dalam proses pemerolehan bahasa. Kalau dibandingkan dengan pendekatan whole language dan pendekatan komunikatif maka pendekatan ketrampilan proses adalah dijiwai oleh dua pendekatan tersebut. Demikian halnya dengan pendekatan CBSA yang pernah populer di era tahun 1980-an juga merupakan cerminan dari dua pendekatan sebelumnya. Sampai kepada pendekatan pakem dan yang terakhir adalah pendekatan quantum teaching, seperti yang akan dibahas pada bagian berikut dari bab kajian pustaka in.

RUANG LINGKUP PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS SD

Ruang lingkup pembelajaran Bahasa Inggris di SD utamanya di kelas IV dimana penulis akan melakukan kajian adalah dapat dibedakan berdasarkan aspek yang seperti diuraikan di atas. Aspek aspek tersebut dianalisa untuk dibelajarkan menggunakan tema-tema sederhana yang memiliki tindak tutur yang berterima seukuran siswa kelas IV SD sebagai individu pemula mengenal Bahasa Inggris. Diantara tema tersebut adalah (1) alphabets and greeting, (2) family, (3), things in the classroom, (4) job , (5) part of body dan sebagainya, Pedoman Pembuatan Silabus KKG Bahasa Inggris (2007)
Tema-tema tersebut dibelajarkan ditinjau dari sudut aspek kebahasaan yaitu, listening, reading, speaking dan writing.
Aspek-aspek kebahasaan tersebut dikemas sedemikian rupa untuk dibelajarkan dalam suatu tema. Karna masih dalam taraf pengenalan maka pendalaman materi hanya dapat berkisar pada tema-tema sederhana yang memungkinkan dalam jangkauan panca indra siswa dan imajinasi sederhana siswa. Hal tersebut menyesuaikan dengan tataran kognitif anak SD menurut Piaget adalah pada tataran operasional konkrit. Demikian juga mempertimbangkan suasana lingkungan belajar siswa. Jangan sampai materi yang diberikan secara fakta tidak pernah berinteraksi dan di luar imajinasi siswa. Sehingga harapan kebermaknaan belajar sangat jauh dari harapan.
Bahasa Inggris sama halnya dengan Bahas Indonesia adalah merupakan alat komunikasi yang mengandung beberapa sifat yaitu sistemik , manasuka, ujar, manusiawi, dan komunikatif . Disebut sistemik karna bahasa merupakan sebuh sistem yang terdiri dari sistem bunyi dan sistem makna. Manasuka karna antara makna dan bunyi tidak ada hubungan logis. Disebut ujaran karna dalam bahasa yang terpenting adalah bunyi, karna walaupun ada yang ditemukan dalam media tulisan tapi pada akhirnya dibaca dan menimbulkan bunyi. Disebut manusiawi karna bahasa ada jika manusia masih ada dan memerlukannya, Santosa (2005).
Sehingga pembelajaran bahasa khususnya Bahasa Inggris harus dikembalikan sebagai pembelajaran bahasa yang manusiawi. Kita mungkin masih ingat bagaimana orang tua kita mengajarkan bahasa pada adik kita, demikaian juga halnya saat kita belajar bahasa, tak terkecuali belajar Bahasa Inggris. Tanpa metode apapun mereka mengajarkan bahasa tetapi kita akhirnya dapat berbahasa. Namun ketika menginjak usia sekolah dan mendapat pelajaran bahasa , keadaan menjadi terbalik. Bahasa yang semula merupakan hal yang mudah dan mengasikkan berubah menjadi pelajaran yang sulit, (Goodman, 1986 dalam Santosa, 2005). Pembelajaran bahasa konvensional sering memisahkan aspek-aspek kebahasaan yang diajarkan secara terpisah-pisah. Walaupun saat ini sudah ada metode pembelajaran terpadu tetapi kadang-kadang kita lebih senang mengkotak-kotakkannya karna kepentingan guru secara birokratik harus memenuhi standar penilaian tiap aspek kebahasaan. Walaupun sering kita dengar pendekatan integratif dan whole language, tetapi masih saja kita terkungkung oleh pandangan bahwa bahasa itu terdiri dari aspek mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis.
Menurut Routman (1991) dan Froese (1991) ada delapan komponen whole language yaitu reading aloud, journal writing, sustained silent reading dan independent writing. Semua komponen tersebut berbasiskan siswa. Namun sesuai dengan pengertian whole language kedelapan komponen tersebut dibelajarkan secara utuh.
Dalam pengenalan Bahasa Inggris untuk siswa pengguna bahasa ibu Bahasa Indonesia, kita hendaknya menganggap siswa tersebut seorang bayi yang baru akan belajar bahasa. Kita tidak bisa memulai pengenalan belajar bahasa dengan cara menghapalkan kata dan arti, mengenalkan tensis, dan yang lainnya seperti kita belajar sewaktu di bangku SMA. Banyak sekali buku –buku pelajaran Bahasa Inggris untuk SD yang ditulis dengan gaya seperti itu. Pola pembelajaran Bahasa Inggris dengan tingkat pengenalan sedapat mungkin diciptakan suasana bahwa di ruangan itu adalah ruangan yang segala bentuk tampilan berbahasa menggunakan Bahasa Inggris.




METODE KOLABORATIF

Pembelajaran dengan menggunakan metode kolaboratif adalah suatu cara membelajarkan Bahasa Inggris yang menggabungkan berbagai pendekatan dan metode secara terkolaborasi dan spontanitas sesuai suasana belajar. Artinya ada kalanya metode tertentu tidak muncul ke permukaan tetapi di suasana lain metode tersebut muncul dan dominan. Dasar pemilihan metode menggunakan suasana kelas, tujuan pembelajaran yang akan dicapai dan selera siswa. Acuan mengajar adalah pengalaman belajar yang menyenangkan, terstruktur dan bertanggung jawab. Posisi guru adalah teman mereka yang bertindak sebagai pemandu kegiatan. Dan bila perlu dan mungkin siswa yang bertindak sebagai pemandu dan posisi kita adalah teman bermain mereka. Mereka tak sadar sesungguhnya mereka sedang belajar Bahasa Inggris.
Kegiatan yang bersifat kompleks tersebut akan memberi kesempatan pada banyak siswa untuk menunjukkan bakatnya dalam bidang tertentu. Kelas terdiri dari banyak individu yang memiliki perbedaan, dimana oleh Semiawan (1997) menganjurkan untuk dapat memperhatikan perbedaan tersebut sebagai suatu kekuatan bukan suatu defisit. Hal tersebut sesuai dengan perkembangan ilmu pendidikan moderen yang berkerangka fikir “dengan harapan tiada terbatasnya keberbakatan tiap anak “ limitless expentacy of giftedness of each person” Clark (1983). Modal IQ boleh jadi menjadi pijakan utama dalam membangun struktur konsep siswa, akan tetapi Semiawan berpendapat bahwa sebagian peserta didik mempunyai kesempatan untuk berkembang asalkan mendapat layanan yang sesuai dengan potensi dan bakat sesuai pandangan multiple intelegence . Pandangan multiple intelegence (kecerdasan berganda) oleh Howard Gardner akan mudah diaplikasikan melalui metode multimetode (metode variatif). Dimana secara kontekstual tepat diterapkan dalam pembelajaran pengenalan Bahasa Inggris di kelas IV SD.
Dengan pola seperti itu segala benda disekitar kita adalah media dan sumber belajar, bukan hanya buku dan sebatas papan tulis. Dimana menurut delapan prinsip Quantum Teaching (Caine & Caine, 1997) yaitu (1) Segalanya berbicara, (2) segalanya bertujuan, (3) Pengalaman sebelum memberikan nama, (4) Akui setiap usaha, (5) Jika layak dipelajari maka layak di rayakan, (6) Melibatkan seperangkat aturan, kebijakan maupun prosedur dimana guru dan siswa membangun konsensus bersama tentang aturan main di kelas, (7) Aturan sekolah yang jelas, (8) Implementasi kegiatan mendapatkan dukungan. Sehingga ruang kelas bukan lagi tempat satu-satunya untuk belajar. Lapangan, aula, kebun dan sebagainya adalah tempat, sumber dan media belajar. Hambatan yang paling terasa adalah suasana kadang di luar kendali kita, sehingga kamus metode di benak guru harus segera dibuka untuk menemukan metode yang lainnya agar suasana terkendali kembali. Dalam suasana seperti itu tidak ada yang disebut hukuman, yang ada adalah hadiah bagi yang dapat mennyelesaikan permasalahan, sementara yang tidak dapat menyelesaikan tugas hanya dinasehati, sehingga suasana riang tidak akan berkurang.
Gambaran di atas menunjukkan kebebasan siswa yang demikian luas bukan lagi disebut sebagai penghambat, akan tetapi sebagai hal untuk memicu agar motivasi siswa meningkat. Semakin senang siswa dalam konteks suasana belajar Bahasa Inggris maka secara tidak sadar mereka sudah mengenal beberapa kosa kata baik kata benda, kata kerja, kata sifat, kata tanya, penyebutan angka dan sebagainya. Bahkan untuk siswa yang berbakat dalam bahasa sudah dapat mengucapkan kalimat sederhana.
Secara realita pelaksanaan metode kolaboratif dengan media interaktif ini akan dijekaskan pada bab prosedur pelaksanaan program dan fisiknya pada bagian lampiran. Secara garis besar rencana penulis dalam mengaplikasi metode tersebut adalah dengan skenario umum yang secara berkala membentuk klub bermain bagi siswa kelas IV disebut ‘Chit Chat Club I” , untuk kelas V disebut ‘Chit Chat Club II, dan Chit Chat Club II. Chit Chat Club adalah suatu perkumpulan belajar mengucapkan kata kata. Dimana secara distributif program hariannya adalah terintegrasi dari ketrampilan melafalkan kata-kata, menghitung angka, menunjukkan benda, arah, sifat benda, membandingkan benda, bercakap cakap, menyanyi, mengucapkan yel, bermain dan bercerita. Semua kegiatan tersebut disesuaikan dengan tema pembelajaran yang diambil dan selera siswa tanpa mengurangi tujuan yang akan dicapai.

Secara program penulis akan merancang rencana program pembelajaran (RPP) yang mengacu pada Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar pada muatan Standar Isi Mata Pelajaran Muatan Lokal Bahasa Inggris kelas IV. Yang diambil dari Standar Kompetensi yaitu memahami instruksi sangat sederhana dan informasi sangat sederhana dalam konteks kelas. Kompetensi dasarnya adalah bercakap-cakap untuk meminta memberi jasa atau barang secara berterima yang melibatkan tindak tutur , meminta bantuan dan memberi bantuan. Sedangkan indikator yang penulis targetkan adalah (1) meminta bantuan untuk menjelaskan benda benda yang ada di kelas maupun di sekolah, (2) bertanya jawab tentang benda di kelas maupun di sekolah (3) membaca bacaan yang betema tentang ‘The Think Arround Us’ dan (4) menulis nama-nama benda yang ada di kelas atau di sekolah.


MEDIA INTERAKTIF

Media dalam kegiatan pembelajaran Bahasa Inggris menjadi sangat penting sebab tanpa media bagaimana siswa dapat memaknai suatu benda dengan sebutan tertentu dalam Bahasa Inggris. Benda tertentu adalah sebuah fakta yang selanjutnya secara simbolis disepakati disebut dengan ragam bunyi yang dirangkai menjadi kata. Selanjutnya setiap melihat benda tersebut siswa akan ingat denga kata tertentu dalam Bahasa Inggris.
Media interaktif merupakan sebuah objek benda yang dapat otak atik oleh siswa berdasarkan unsur kebahasaan. Media tersebut akan disebutkan dengan kata, ditulis menjadi sebuah rangkaian kalimat yang dapat diucapkan dan didengar oleh yang lain. Dari sebuah benda dapat dibuat suasana interaktif yang melibatkan seluruh panca indra siswa. Secara emosi siswa terlibat sepenuhnya ke dalam proses pembelajaran. Keterlibatan emosi adalah hal yang sangat penting karna penelitian menunjukkan bahwa belajar tanpa keterlibatan emosi akan mengurangi kegiatan saraf otak dalam ‘merekatkan’ pelajaran dalam ingatan, (Goleman, 1995; 1993 LeDoux, 1993, dan MacLean, 1990).
Media interaktif sangat relevan dengan delapan prinsip Quantum Teaching (Caine & Caine, 1997) yaitu (1) Segalanya berbicara, (2) segalanya bertujuan, (3) Pengalaman sebelum memberikan nama, (4) Akui setiap usaha, (5) Jika layak dipelajari maka layak di rayakan, (6) Melibatkan seperangkat aturan, kebijakan maupun prosedur dimana guru dan siswa membangun konsensus bersama tentang aturan main di kelas, (7) Aturan sekolah yang jelas, (8) Implementasi kegiatan mendapatkan dukungan.
Sumber media interaktif dalam konteks pembelajaran Bahasa Inggris sangat mudah untuk diperoleh dan tidak memerlukan biaya yang mahal. Media lingkungan belajar siswa dapat digunakan sebagai media interaktif karna di SD Bahasa Inggris masih bersifat pengenalan.
Media interaktif dapat berupa alat peraga yang dapat divariasikan sesuai dengan fungsi dan tingkat kesensitipan indera siswa. Sebagai mana diketahui bahwa cara belajar siswa ada yang cepat belajar menggunakan visual saja, ada yang cepat dengan melihat, mencium, meraba, atau dengan memberikan keempat melakukan kegiatan Rangsangan – rangsangan proses dari luar yang diterima siswa sebagai bagian dari proses belajar bahasa memerlukan efektifitas kerja penginderaan seperti penglihatan, pendengaran dan perabaan. Efektifitas dan efesiensi kerja indera tersebut sangat terbantu melalui peranan dan penggunaan berbagai peragaan dan alat peraga. Berdasarkan variasi tersebut Winataputra (1997), berpendapat, alat peraga pembelajaran dapat dikelompokan sebagai berikut yaitu (1) alat peraga yang dapat dilihat. Alat peraga ini adalah paling peka peningkatan perhatian dan minat anak dalam pembelajaran. Yang termasuk kelompok ini seperti gambar – gambar, grafik, diagram, papan bulletin, slide, ukiran, peta, film, (2) alat peraga yang dapat didengar. Pada umumnya alat bantu ini mendominasi kelas. Oleh karena itu guru harus mampu menarik perhatian siswa, guru mampu memvariasikan suara sendiri, dari yang tinggi, rendah, sedih, gembira, bersemangat, keras dan lembut. Selain menggunakan suaranya sendiri dapat pula divariasikan dengan alat bantu seperti rekaman suara binatang, pidato, tokoh – tokoh terkemuka, puisi, drama dan suara alam, (3) alat peraga yang dapat diraba dan dimanipulasi. Yang tergolong dalam kelompok ini seperti biji – bijian, model, binatang, tumbuhan, alat – alat laboratorium. Kesempatan memanipulasi alat bantu pembelajaran memberikan makna yang sangat berarti bagi pemahaman materi pelajaran secara mendalam.
Semua alat peraga ini dapat dipilih atau divariasikan sesuai dengan fungsi dan tujuan pembelajaran asalkan penggunaannya memperhatikan situasi dan kemampuan guru agar pembelajaran menjadi lebih efektif dan efesien. Media pembelajaaran yang interaktif akan membuat suasana belajar yang kondusif bagi tumbuhnya struktur kognitif baru yang mengadopsi berbagai informasi baru yang diadaptasi.

SUASANA BELAJAR

Belajar dengan metode kolaboratif dengan media interaktif membawa suasana menggairahkan, dimana suasana kelas maupun lingkunan belajar penuh dengan keakraban, kehangatan, santai, penuh humor, tetapi tetap bertanggungjawab, terfokus serta adanya komunikasi positif. Suasana seperti ini akan mempengaruhi emosi setiap individu siswa. Pembelajaran akan dirasakan sebagai pengalaman yang menyenangkan dan penuh kesan. Pada kondisi sperti ini kita dapat mempertahankan minat siswa untuk belajar lebih lama, memotivasi mereka secara terus menerus dan membuat proses belajar terjadi secara alamiah.
Selama ini banyak sekali metode yang mengetengahkan bagaimana caranya mencampur berbagai metode agar pembelajaran lebih bermakna dan kontekstual. Belajar menurut Amstrong, (1994) adalah dengan belajar mengedepankan kebermakanaan dan kontekstual memungkinkan siswa untuk mengembangkan keberbakatananya. Dimana menurut Gardner, (1983) sebetulnya terdapat 8 jenis kecedasan yaitu, (1) logika matematika, (2) linguistik, ilmu bahasa musik, (3) jarak, (4) kinestetik (5) interpersonal, (6) intrapersonal, (7) alamiah (8) emosi. Dengan pengalaman belajar yang komplek dari metode kolaboratif dengan media interaktif memungkinkan pengembangan kecerdasan lain selain kebahasaan sehingga terjadi dampak pengiring. Dampak pengiring tersebut akan sangat terasa disaat siswa belajar mata pelajaran yang lain. Siswa akan tampak lebih segar dan bersemangat penuh dengan motivasi belajar yang tinggi. Hal tersebut disebabkan karna penulis sebagai guru kelas tetap mengajar mata pelajaran yang lain di kelas tersebut merasakan siswa tidak lagi takut bertanya kepada kita. Mereka sudah merasa dekat melalui pembelajaran menggunakan metode kolaboratif dengan media interaktif.
Suasana belajar melalui metode kolaboratif dengan media interaktif jika dilihat dari segi teoritis pendidikan sangat layak untuk dikembangkan. Pelaksanaannya yang mudah murah dan meriah. Mungkin hambatan yang penulis prediksi adalah suasana belajar yang terkadang di luar kendali kita, masih enggannya kita dekat dengan siswa, karna kita jadi guru masih punya pola pikir ingin ditakuti dan kita takut terlalu berinovasi sehingga ada pihak lain yang cendrung apatis. Apalagi sikap seperti itu ditunjukkan oleh kepala sekolah maka semangat kita untuk berinovasi jadi lemah. Permasalahan yang lain yang lebih penting adalah kesiapan administrasi yang menunjang kegiatan tersebut. Pada bab selanjutnya akan dijelaskan rencana penulis mengaplikasikan idialisme tersebut kedalam bentuk perangkat pembelajaran yang sudah barang tentu disesuaikan dengan tuntutan birokratis.


EVALUASI
Setiap kegiatan pembelajaran memerlukan kegiatan evaluasi untuk mengukur sejauh mana efektifitas pembelajaran telah dapat diselenggarakan. Tentunya hal tersebut memerlukan acuan penilaian yang dijadikan tuntunan pemberian skor secara kuantitatif sebelum disimpulkan secara evaluatif. Dalam skenario pembelajaran acuan umum yang dipakai adalah indikator yang dijabarkan dalam bentuk tujuan pembelajaran.
Begitu pentingnya kegiatan evaluasi pembelajaran sehingga setiap kegiatan pembelajaran mempersaratkan keberadaan perangkat evaluasi. Rusyan (1993:211), dalam buku Proses Belajar Mengajar Yang Efektif menyatakan evaluasi dalam suatu proses belajar mengajar merupakan komponen yang sangat penting dan tidak dapat dipisahkan dari keseluruhan proses. Kepentingan evaluasi tidak hanya mempunyai makna bagi proses belajar peserta didik, tetapi juga memberikan umpan balik terhadap program secara keseluruhan. Inti dari evaluasi adalah pengadaaan informasi bagi pihak pengelola proses belajar mengajar untuk membuat macam – macam keputusan dengan menggunakan informasi yang diperolehnya melalui pengukuran hasil belajar baik yang menggunakan instumen tes maupun non tes. Sedangkan penilaian adalah usaha mengumpulkan berbagai informasi secara berkesinambungan dan menyeluruh tentang hasil belajar yang telah dicapai oleh siswa. Bentuk evaluasi itu ada berbentuk tes dan non tes. Kedua bentuk itu dapat digunakan salah satu atau kedua – duanya tergantung tujuan dari penilaian pembelajaran.
Dalam pembelajaran Bahasa Inggris evaluasi dapat diselenggarakan untuk mengetahui sejauh mana indikator ketrampilan berbahasa sudah dapat dikuasai oleh siswa. Evaluasi yang paling relevan adalah menggunakan lembar tes perfomance yang akan mengukur sejauh mana penguasaan siswa terhadap aspek kebahasaan yaitu, mendengarkan, membaca, berbicara dan menulis. Tampilan tes perfomance tersebut dapat berupa diskrit, yang menampilkan bagian demi bagian aspek kebahasaan tersebut. Dapat juga berupa tes integratif dan fragmatik.
Yang terpenting dalam hal ini adalah tujuan pembelajaran tercapai sesuai dengan indikator yang ditargetkan dengan menggunakan alat ukur berupa evaluasi yang relevan. Tentunya dengan mempertimbangkan prosedur pembuatan alat ukur evaluasi tersebut.

Jumat, 24 Februari 2012

Kisi - Kisi dan soal B. Inggris SD

Dalam membuat soal untuk ujian sekarang sudah harus membuat Kisi-Kisi terlebih dahulu.
Untuk itu Saya memberi beberapa contoh Kisi-Kisi Soal Bahasa Inggris

Selasa, 21 Februari 2012

Mari kita belajar bahasa Inggris dengan santai tetapi HARUS bisa!. Saya akan mengajak anda belajar bahasa inggris dengan memberikan beberapa materi teknis, plus juga non teknis seperti motivasi yang kuat agar pada akhirnya anda bisa sendiri nanti. Silahkan ikuti beberapa sub menu di bawah ini. Jangan lupa juga simak halaman depan website ini yang berisi posting-posting secara berkala baik dari saya atau teman-teman kontributor Bahasa Inggris .Net. BSE Inggris SMP

Selasa, 14 Februari 2012

BERSYUKUR

Pernahkah kita menanyakan harga Oksigen di apotik ?
Jika blm tau, harganya +/- Rp 25rb/ltr.

Pernahkah kita menanyakan harga Nitrogen di apotik ?
Jika blm tau, +/- Rp 9.950/ltr.

Tahukah kita bhwa :

Dalam sehari manusia menghirup 2.880 ltr Oksigen & 11.376 ltr Nitrogen & jika hrs dihargai dg Rupiah, maka Oksigen & Nitrogen yg kita hirup akan mencapai
Rp.170 Jutaan/hri/manusia....

Jika kita hitung kebutuhan kita sehari Rp.170 jt, maka sebulan Rp.5,1M/org...

Orang yg paling KAYA pun tdk akan sanggup melunasi biaya nafas hidupnya , dan
Kabar Baiknya Adalah Allah memberikannya kepada kita secara GRATIS !

Masihkah kita belum mau BERSYUKUR???!!

# Renungkanlah..."

Jumat, 10 Februari 2012

CARA MEMAJUKAN BANGSA

Kemajuan Bangsa
Dr Stephen Carr Leon menghabiskan masa 3 tahun di Israel untuk menjalani housemanship di beberapa rumah sakit disana.
Dirinya melihat ada beberapa hal yang menarik yang dapat ditarik sebagai bahan tesisnya, yaitu, “ Mengapa Yahudi Pintar? ”
Ketika tahun kedua, akhir bulan Desember 1980, Stephen sedang menghitung hari untuk pulang ke California, terlintas di benaknya, apa sebabnya Yahudi begitu pintar?
Kenapa Tuhan memberi kelebihan kepada mereka? Apakah ini suatu kebetulan? Atau hasil usaha sendiri? ( pertanyaan yang sama dalam benak saya, kenapa setiap orang sukses tak lepas dari bangsa Yahudi lagi bangsa Yahudi lagi ! )
Maka Stephen tergerak membuat tesis untuk Phd-nya.
Dengan tekadnya yang bulat maka dimulailah pengamatannya itu.

Masa Kehamilan sang ibu.

Begitu wanita Israel yang mengetahui bahwa dirinya tengah mengandung anak, maka langsung sang ibu tersebut sering bernyanyi dan bermain piano dan juga membeli buku matematika.
Bermain piano dan bernyanyi bertujuan untuk mempengaruhi suasana hati bawaan si bayi tersebut ketika lahir. Dengan bernyanyi dan bermain piano,maka sang ibu akan merasakan ketenangan.
Diharapkan sang bayi akan memiliki karakter bawaan yang tenang dan berfikir matang ketika menghadapi masalah hidup nantinya.
Sedangkan mengerjakan soal matematika bertujuan untuk mengembangkan kecerdasan otak bayi yang ada dalam kandungannya.
Agar anak mereka terkahir dengan otak jenius.
Dan para ibu Yahudi yang tengah mengandung, terus menerus mengerjakan soal matematika yang ada sampai tiba saat melahirkan. Kadang mereka mengerjakan bersama suaminya dan bertanya kepada saudara-saudaranya bila ada soal yang terasa sulit.
Artinya…mereka tidak melatih kecerdasan otak anak mereka dari kecil, dari balita, dari umur 3 bulan, tapi dari sejak di dalam kandungan !
Sebuah perencanaan yang dalam sekali !

Cara makan :

Sejak awal mengandung dia suka sekali memakan kacang badam dan korma bersama susu. Tengah hari makanan utamanya roti dan ikan tanpa kepala (sekali lagi, tanpa kepala!) bersama salad yang dicampur dengan badam dan berbagai jenis kacang-kacangan.
Menurut wanita Yahudi itu, daging ikan sungguh baik untuk perkembangan otak dan kepala ikan mengandungi kimia yang tidak baik yang dapat merusak perkembangan dan penumbuhan otak anak didalam kandungan.
Sama seperti kebiasaan orang Jepang yang jenius juga dalam kerajinan memakan daging ikan )
Ini adalah adat orang orang Yahudi ketika mengandung. Menjadi semacam kewajiban untuk ibu yang sedang mengandung mengonsumsi pil minyak ikan.
Ketika diundang untuk makan malam bersama orang orang Yahudi. Begitu Stephen menceritakan, “Perhatian utama saya adalah menu mereka. Pada setiap undangan yang sama saya perhatikan, mereka gemar sekali memakan ikan (hanya isi atau fillet),” ungkapnya.
Biasanya kalau sudah ada ikan, tidak ada daging. Ikan dan daging tidak ada bersama di satu meja. Menurut keluarga Yahudi, campuran daging dan ikan tak bagus dimakan bersama. Salad dan kacang, harus, terutama kacang badam.
Perinsip : “ kalau sudah makan ikan, tidak boleh ada daging yang dimakan bersamaan “ ternyata sama dengan perinsip makannya Rasullullah S.A.W, manusia terjarang sakit sedunia )
Mereka juga akan makan buah-buahan dahulu sebelum hidangan utama. Jangan terperanjat jika Anda diundang ke rumah Yahudi Anda akan dihidangkan buah-buahan dahulu. Menurut mereka, dengan memakan hidangan kabohidrat (nasi atau roti) dahulu kemudian buah buahan, ini akan menyebabkan kita merasa ngantuk.
Akibatnya lemah dan payah untuk memahami pelajaran di sekolah.
Ternyata makan buah dahulu baru nasi, akan menyebabkan buah busuk. Karena proses pencernaan makanan di dalam perut kita itu memakan waktu yang lama. Sehingga akan membuat buah mengalami antrian yang panjang sampai akhirnya dia keburu busuk duluan.
( Pernah membiarkan apel yang sudah terkelupas khan ? lama-lama akan kuning dan bisa membusuk khan ? itu hanya didiamkan dan terkena udara loh…bagaimana kalau dicampur olahan makanan di dalam perut kita ? Sudah pasti busuk duluan sebelum dapat diproses. Jadi istilah “makan buah setelah makan nasi” sebagai pencuci mulut itu SALAH. Makan buah sebelum makan nasilah yang benar, bukan setelah makan nasi. Percuma. )

Anak-Anak Yahudi :

Perhatian Stephen selanjutnya adalah mengunjungi anak-anak Yahudi. Mereka sangat memperhatikan makanan, makanan awal adalah buah buahan bersama kacang badam, diikuti dengan menelan pil minyak ikan (code oil lever).
Kacang Badam = Kacang Almond, atau Buah Almond, mirip dengan Buah Persik dan Aprikot, hanya saja daging buahnya dibuang saat dipanen, sehingga hanya menyisakan bijinya, karena itu disebut sebagai kacang.
Dalam pengamatan Stephen, anak-anak Yahudi sungguh cerdas. Rata-rata mereka memahami tiga bahasa: Hebrew, Arab dan Inggris.
( Ternyata mempelajari sesuatu yang baru itu menyeimbangkan kedua belah otak kita. Contohnya ya seperti mempelajari bahasa yang berbeda – beda )
Sejak kecil pula mereka telah dilatih bermain piano dan biola. Ini adalah suatu kewajiban.
Menurut mereka bermain musik dan memahami not dapat meningkatkan IQ. Sudah tentu bakal menjadikan anak pintar.
Ini menurut saintis Yahudi, hentakan musik dapat merangsang otak. Tak heran banyak pakar musik dari kaum Yahudi.
Musik yang mereka dengarkan ya musik yang bisa menambahkan kecerdasan otak mereka. Yaitu musik yang lagak-lagak bethoven gitu deh.
( Ternyata sesuai dengan yang dikatakan Adi W Gunawan di buku Born To BE Genius )

Masa kanak-kanak :

Seterusnya di kelas 1 hingga 6, anak anak Yahudi akan diajar matematika berbasis perniagaan. Pelajaran IPA sangat diutamakan. Di dalam pengamatan Stephen, “Perbandingan dengan anak anak di California, dalam tingkat IQ-nya bisa saya katakan 6 tahun kebelakang!” katanya.
Segala pelajaran akan dengan mudah di tangkap oleh anak Yahudi. Selain dari pelajaran tadi, olahraga juga menjadi kewajiban bagi mereka.
Olahraga yang diutamakan adalah memanah, menembak dan berlari.
Menurut teman Yahudi-nya Stephen, memanah dan menembak dapat melatih otak fokus. Disamping itu menembak bagian dari persiapan untuk membela negara.
Saya pernah membaca buku ( saya lupa judulnya ) yang mengatakan : kalau anak-anak yang jago dalam hal olahraga, biasanya mereka mempunyai kemampuan mengambil keputusan yang cepat, karena otak mereka terlatih bergerak cepat, terlepas dari bagus atau tidaknya prestasi mereka disekolah.

Sekolah Tinggi :

Di sini murid-murid digojlok dengan pelajaran sains. Mereka didorong untuk menciptakan produk. Meski proyek mereka kadangkala kelihatannya lucu dan memboroskan, tetap diteliti dengan serius.
Apalagi kalau yang diteliti itu berupa senjata, medis dan teknik. Ide itu akan dibawa ke jenjang lebih tinggi.
Satu lagi yg diberi keutamaan ialah fakultas ekonomi. Dr Stephen Carr Leon sungguh terperanjat melihat mereka begitu agresif dan seriusnya mereka belajar ekonomi.
Di akhir tahun diuniversitas, mahasiswa diharuskan mengerjakan proyek. Dam mereka harus mempraktekannya.
Anda hanya akan lulus jika tim Anda (10 pelajar setiap kumpulan) dapat keuntungan sebanyak $US 1 juta!
Anda terperanjat?
Itulah kenyataannya. Entrpreneurship dan networking digelorakan.

Oh iya…

Merokok bagi mereka adalah sesuatu yang tabu.

Bila Anda diundang makan di rumah Yahudi, jangan sekali kali merokok. Tanpa sungkan mereka akan menyuruh Anda keluar dari rumah mereka. Menyuruh Anda merokok di luar rumah mereka.
menurut ilmuwan Israel, penelitian menunjukkan nikotin dapat merusakkan sel utama pada otak manusia dan akan melekat pada gen. Artinya, keturunan perokok bakal membawa generasi yang cacat otak ( bodoh). Suatu penemuan dari saintis gen dan DNA Israel.
Jadi merokok merupakan sesuatu yang kejam dan menjijikan bagi orang Israel ! Perbuatan terkutuk dan kejam bagi mereka mungkin. Karena bukan saja merusak gen untuk keturunannya, tapi juga merusak gen orang-orang yang ikut menghirupnya.

Hei bandingkan dengan Indonesia !!!

Di jalanan, di angkot, di mall-mall, di warteg, di kampus, bahkan di beberapa TERAS MASJID yang pernah saya kunjungi. ( Aoa coba di tempat ibadah, malah ada perusak generasi bangsa, yang namanya rokok )
Kalau mau negeri ini berubah dan anak bangsa kita cerdas-cerdas, hilangkan rokok !
Jangan menyalahkan pemerintah dulu dech… para orang miskin jangan cuma bisa menuntut pemerintah banyak melakukan korupsi dech… Rokok dulu tuh hilangin ! ( Uang rokok mendingan buat beli beras )
Jadi mahasiswa jangan belagu ikutan demo-demo dech, kalau masih gelantungan di bis sambil ngebulin asap rokok ! Apalagi kalo masih anak sekolahan !
Para ustad-ustad di pesantren tolong dilepas tuh sorban, kalo masih ngebulin asap rokok ! ( ustad yang gak ngerokok jangan ngamuk ya…)

Kalau anda perokok yang jadi tersinggung dengan bagian diatas, Silahkan Hack Blog ini, kalau anda bisa memberikan contoh bangsa yang sukses dan maju dengan disertai budaya merokok yang mewabah.
Tidak bakalan ada.

Okeyh…

Mari kita bersama-sama simpulkan kenapa bangsa Yahudi bisa sangat amat sangat cerdas sehingga bisa menguasai dunia, baik dari segi kepintaran, teknologi, maupun perekonomian.

1. Melahirkan anak dan keturunan yang cerdas adalah keharusan. Tentunya bukan perkara yang bisa diselesaikan semalaman. Perlu proses dan ketekunan dalam membina generasi penerus.
( kesimpulan Dr Stephen Carr Leon)

2. Para orang tua bangsa Yahudi mengerti bahwa melatih anak menjadi cerdas, bukan saat anak mereka umur belasan tahun ataupun masih kecil, tapi saat anak mereka masih di dalam kandungan ! Mereka mengerti baik karakter dan kepintaran anak, tergantung dari aktivitas apa yang para ibu lakukan sewaktu mengandung anak tersebut.
( Ini kesimpulan saya dari perkataan Ibu Roesmiati Soepandji )

3. Mereka mengharamkan rokok !!!

Jika anda suka dan merasakan manfaat artikel ini, anda bisa membantu membenahi bangsa ini dengan berbagi artikel ini lewat facebook anda.

Sabtu, 04 Februari 2012

Nikmati Waktu Hargai Waktu

Waktu Tak seorangpun tahu, kapan waktu mulai bergerak Dan entah kapan sang waktu berhenti berjalan Yang pasti, sampai detik ini dia terus bergerak dan terus bergulir Entah Anda menghargai waktu dengan memanfaatkan sebaik-baiknya? Atau selalu menyia-nyiakan waktu dengan aktivitas yang tidak bermanfaat? Dia tetap dia Dan terus berjalan tanpa memihak kepada siapapun, tanpa membantu siapapun Tetapi dia bernilai untuk siapapun Dia tidak pernah kalah dan tidak akan usang Dia selalu baru, selalu segar dan tegar. Hanya kitalah sebagai manusia lambat atau cepat, pasti akan termakan oleh proses sang waktu Waktu untuk kehidupan seseorang manusia tidak lama dan sangat terbatas Maka sepantasnya harus kita isi kehidupan ini dengan produktivitas yang sangat bermanfaat Baik dari diri pribadi dan bagi manusia-manusia lainnya. Kesadaran akan nilai waktu harus selalu diingatkan Dipelihara dengan rasa syukur yang besar terhadap Sang Pencipta Dengan demikian, kita akan menghargai nilai keberadaan sang waktu dan nilai-nilai diri kita sebagai manusia sehingga kita akan selalu berusaha untuk dapat menikmati proses waktu itu dengan kualitas kehidupan yang makin lama makin indah, nikmat, bahagia dan sangat berarti... Nikmati waktumu yang masih ADA! Hargai waktumu yang masih TERSISA!